dan seperti biasa etta anna selalu tenang-tenang saja menghadapinya diawal dan kebingungan ketika mendekati deadline.
ketika esoknya acara akan berlangsung, malamnya etta anna barulah keliling rumah seperti orang kehilangan emas, cari sana cari sini, buka sana buka sini.
akhirnya etta anna keluar dari kamarnya dengan tersenyum, yang artinya ide fantastis telah ada di kepalanya. dan benar saja etta anna bilang, saya akan memperagakan pakaian pengantin bugis, yang terinspirasi dari foto perkawinan etta anna dan etta san yang ada dikamarnya.
etta mulai beraksi dan dibantu tante niar, mengeluarkan baju seragam sekolahku, lalu mulai dimodifikasi dengan menjahit hiasan lis yang terbuat dari tali plastik nilon kuning, bekas tali jemuran tante niar sebagai representasi benang emas pada pakaian pengantin bugis yang asli.
lalu untuk yang dipakai di kepala (saya juga tidak tau namanya), dibuat dari potongan kardus aqua dan dilapisi dengan plastik jilid bekas paper mahasiswa etta anna, lalu diberi rumbai-rumbai dari tali plastik nilon kuning.
tadinya saya membantu etta anna menggunting, tapi akhirnya saya mengantuk dan etta anna mulai merasa terganggu dengan kehadiran saya, dan saya pun pergi tidur. dan ternyata etta anna bekerja sampai jam 4 pagi.
keesokan harinya, saya dipakaikan baju hasil rancangan etta anna, dengan ikat pinggang dari scarft etta anna dan selendangnya dari selendang etta anna yang biasa dipakai ke undangan. kemudian bawahannya adalah sarung sembahyang adik sasa yang warnanya senada dengan warna seragamku dan juga diberi rumbai-rumbai dari tali nilon kuning. hasilnya lumayan bagus, tapi kurang kerisnya. sama tante eka, dibuatkan keris kecil dari kertas koran dan disisipkan diikat pinggangku.
maka jadilah saya memperagakan pakaian pengantin bugis.
walau tak menang pada peragaan busana tersebut, tapi saya cukup bangga menggunakan baju khas daerahku dan merupakan rancangan etta anna yang tersayang.
lalu untuk yang dipakai di kepala (saya juga tidak tau namanya), dibuat dari potongan kardus aqua dan dilapisi dengan plastik jilid bekas paper mahasiswa etta anna, lalu diberi rumbai-rumbai dari tali plastik nilon kuning.
tadinya saya membantu etta anna menggunting, tapi akhirnya saya mengantuk dan etta anna mulai merasa terganggu dengan kehadiran saya, dan saya pun pergi tidur. dan ternyata etta anna bekerja sampai jam 4 pagi.
keesokan harinya, saya dipakaikan baju hasil rancangan etta anna, dengan ikat pinggang dari scarft etta anna dan selendangnya dari selendang etta anna yang biasa dipakai ke undangan. kemudian bawahannya adalah sarung sembahyang adik sasa yang warnanya senada dengan warna seragamku dan juga diberi rumbai-rumbai dari tali nilon kuning. hasilnya lumayan bagus, tapi kurang kerisnya. sama tante eka, dibuatkan keris kecil dari kertas koran dan disisipkan diikat pinggangku.
maka jadilah saya memperagakan pakaian pengantin bugis.
walau tak menang pada peragaan busana tersebut, tapi saya cukup bangga menggunakan baju khas daerahku dan merupakan rancangan etta anna yang tersayang.
“kecil-kecil jadi manten...” J
2 komentar:
Hai Fiki...
aku Vidya temennya
Duh, baca blogya fiki jadi inget masa kecil dulu waktu TK waktu disuruh pake baju daerah...
Btw, aduh masa' aku kalah dengan fiki udah lama gak nulis blog lagi jadi terinspirasi nulis lagi nih...
Fiki Semangat ya sekolahnya!
Semangat juga nulis blognya..
Salam buat semua keluarga Fiki ya...
Hai Fiki...
aku Vidya temennya Fuang Inchy
Duh, baca blogya fiki jadi inget masa kecil dulu waktu TK waktu disuruh pake baju daerah...
Btw, aduh masa' aku kalah dengan fiki udah lama gak nulis blog lagi jadi terinspirasi nulis lagi nih...
Fiki Semangat ya sekolahnya!
Semangat juga nulis blognya..
Salam buat semua keluarga Fiki ya...
Posting Komentar